Tugas 4
Tugas 4 : Seleksi dan Perencanaan Proyek dalam Pembentukan Aplikasi Kepegawaian APSI (E)
Kelompok 61. Hanafi Satriyo Utomo Setiawan (5025211195)2. Nayya Kamila Putri Yulianto (5025211183)3. Mohammad Ahnaf Fauzan (5025211170)
Pengertian Aplikasi Kepegawaian
Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk mengelola data kepegawaian di suatu organisasi atau instansi pemerintah. SIMPEG memungkinkan pengelolaan data kepegawaian secara terintegrasi, mulai dari penerimaan pegawai baru, pengaturan data pribadi, data pendidikan, pengalaman kerja, data keluarga, hingga pengelolaan gaji, tunjangan, dan benefit lainnya. Dengan adanya SIMPEG, pengelolaan data kepegawaian dapat dilakukan secara lebih efisien dan akurat, serta memudahkan dalam mengambil keputusan strategis terkait dengan sumber daya manusia. SIMPEG juga dapat membantu instansi pemerintah dalam memonitor kinerja pegawai, melakukan penilaian kinerja, dan mengembangkan program pengembangan pegawai.
Adapun beberapa manfaat penggunaan Sistem Informasi Kepegawaian (SIMPEG) antara lain:
- Memudahkan pengelolaan data kepegawaian: SIMPEG memudahkan pengelolaan data kepegawaian seperti data pribadi, pendidikan, pengalaman kerja, keluarga, gaji, tunjangan, dan benefit lainnya. Dengan SIMPEG, pengelolaan data dapat dilakukan secara terintegrasi dan lebih efisien.
- Meningkatkan akurasi data: SIMPEG dapat meningkatkan akurasi data kepegawaian karena data yang tersimpan dalam sistem tersebut dilakukan secara terpusat dan terintegrasi. Hal ini dapat meminimalkan kesalahan manusia dalam pengelolaan data kepegawaian.
- Memudahkan pengambilan keputusan: SIMPEG dapat memudahkan pengambilan keputusan strategis terkait dengan sumber daya manusia seperti rekrutmen, penilaian kinerja, dan pengembangan pegawai. Data yang tersimpan dalam SIMPEG dapat diolah dan dianalisis untuk memperoleh informasi yang akurat dan terkini.
- Meningkatkan efisiensi administrasi kepegawaian: SIMPEG dapat meningkatkan efisiensi administrasi kepegawaian karena seluruh proses pengelolaan data kepegawaian dilakukan secara terintegrasi dan terotomatisasi.
- Memudahkan pemantauan kinerja pegawai: SIMPEG dapat memudahkan pemantauan kinerja pegawai karena data kinerja pegawai tersimpan dalam sistem dan dapat dianalisis secara terpusat. Hal ini dapat membantu pengambilan keputusan terkait dengan kinerja pegawai.
Permilihan Metode
Pada perealisasian proyek ini, kami memilih metode Agile yang tahapannya akan tampak seperti berikut :
Metode agile sendiri merupakan pendekatan khusus untuk manajemen proyek yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak. Metode ini membantu tim untuk merespon ketidakpastian pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan incremental berulang yang biasa disebut dengan sprint.
Saat menggunakan metode Agile ini, dilakukan secara kolaboratif, terstruktur, dan terorganisir yang menyangkut berbagai pihak yang bekerjasama. Proyek yang menggunakan metode ini biasanya berlangsung dalam waktu yang pendek dan bertahap. Metode juga menuntut kecepatan dalam mengambil keputusan tanpa mengenyampingkan kualitas produk. Tidak lupa juga ketika proses dilaksanakan akan diberlakukan evaluasi berkala untuk memperbaiki hal-hal yang perlu ditingkatkan.
Adapun kelebihan dari metodologi Agile ini yaitu:
- Fleksibilitas dan responsivitas terhadap perubahan, agile memungkinkan tim dan pengembang untuk merespon perubahan kebutuhan lebih cepat karena sistem agile yang iteratif dan bertahap
- Transparansi dan kolaborasi, agile memungkinkan pengguna mengetahui progres pengembangan dan dapat memberikan umpan balik
- Peningkatan kualitas produk, pengujian yang dilakukan secara berkelanjutan membuat tim dapat mengidentifikasi masalah pada produk lebih awal, sehingga dapat diperbaiki dan menghasilkan produk yang lebih baik.
- Penghematan biaya, dengan adanya pengembangan yang berkelanjutan mengurangi biaya karena kesalahan yang mengeluarkan biaya sudah diantisipasi dari awal
- Penyesuaian dengan lingkungan bisnis yang cepat berubah, agile memungkinkan perusahaan beradaptasi dengan cepat dengan perubahan pasar dan kebutuhan pengguna
Lalu dibalik kelebihan tersebut ada kekurangan dari metodologi agile yaitu:
- Keterbatasan dalam mengelola proyek besar, metodologi ini tidak cocok untuk proyek besar, karena kompleksitas dapat menjadi masalah dan sulit mengelola secara efektif
- Dibutuhkan keterampilan dan pengalaman khusus, pengembangan perangkat lunak memerlukan keterampilan dan pengalaman khusus dari tim pengembang, seperti kemampuan kerjasama tim yang terintegrasi dan keterampilan manajemen proyek agile
- Membutuhkan keterlibatan aktif dari pemangku kepentingan, agile memerlukan keterlibatan aktif pemangku kepentingan untuk keberlangsungan progres
- Risiko terlalu banyak iteratif dan perubahan, jika terlalu banyak iteratif dan perubahan bisa jadi akan terjadi pengembangan biaya dan mengurangi efektivitas metodologi agile
Standarisasi Kerja Tim
Penggunaan metodologi Agile dalam pengembangan perangkat lunak memiliki berbagai risiko yang harus diperhatikan oleh tim pengembangan. Beberapa risiko penggunaan metodologi Agile antara lain:
- Ketergantungan pada tim: Metodologi Agile menekankan pada tim yang berfungsi sebagai unit terkecil dalam pengembangan perangkat lunak. Hal ini dapat menyebabkan ketergantungan pada kemampuan anggota tim dan menyulitkan penggantian anggota tim yang keluar atau berubah.
- Kurangnya dokumentasi: Agile menekankan pada pengiriman perangkat lunak yang berfungsi lebih penting daripada dokumentasi lengkap. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya dokumentasi penting dalam pengembangan perangkat lunak, sehingga sulit untuk mengevaluasi atau mengubah perangkat lunak di masa depan.
- Tidak cocok untuk proyek besar: Metodologi Agile cenderung lebih cocok untuk proyek perangkat lunak yang relatif kecil dan sederhana. Hal ini dapat membuat sulit untuk mengelola proyek yang lebih besar dan kompleks.
- Kemungkinan perubahan permintaan pelanggan: Agile menekankan pada fleksibilitas dan kemampuan untuk merespons perubahan dalam kebutuhan pelanggan. Namun, perubahan permintaan yang terus-menerus dapat mengganggu jadwal pengembangan dan memperpanjang waktu pengiriman.
- Keterbatasan pemahaman tim: Agile membutuhkan komunikasi yang efektif dan kolaborasi yang erat antara anggota tim. Namun, keterbatasan pemahaman atau bahasa yang berbeda-beda antara anggota tim dapat menyulitkan komunikasi dan menghambat pengembangan.
Meskipun demikian, risiko penggunaan metodologi Agile dapat diminimalkan dengan mengembangkan praktik terbaik yang sesuai dengan kebutuhan proyek, memperhatikan tanggung jawab dan keterampilan anggota tim, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengurangi risiko yang terkait dengan proyek.
Komentar
Posting Komentar